Senin, 13 Oktober 2008

Tanya Jawab soal GCR

Mario Pascalis bertanya:

"Herman Pratomo yang baik,

Sy Mario Pascalis mahasiswa Teknik grafika dan Penerbitan
Mungkin bp. dpt mmbntu sy tuk sekedar
memberi pncerahan pd sy mengenai
sy tertarik sbuah artikel pd majalah printpack review ed. Jan mengenai:
perkembangan Teknologi GCR (gray component replacement) saat ini dalam kaitannya pd optimalisasi penggunaan tinta cetak dalam hal ini penggunaan software dari PROIMAGE Ltd. (ON COLOR ECO).
apakah topik yg mungkin akan sy analisa dalam tugas akhir sy ini msih menarik atau menurut bp bgmn??
Mohon tggapannya..Thank before"



Jawaban:
Teori GCR sebenarnya sudah lama diperkenalkan, baik oleh manufaktur pemindai warna Dr. Hell, Dainippon Screen maupun Crosfield Scanner.

Prinsipnya adalah mengurangi Chromatic Color (Cyan, Magenta & Yellow) yang membentuk komponen Abu-abu dan digantikan dengan Achromatic Color (blacK), itulah dasar pemikiran GCR atau Grey Component Replacement.
Sebaliknya secara konventional setting separasi diatur secara UCR (Undercolor Removal) seperti yang saya jelaskan di: http://pnjtgp2007prepress.blogspot.com/2008/10/grey-balance.html >> lihatlah kurva Grey Balance nya (itu bukan Kurva Reproduksi)

Separasi Hitam yang dihasilkan biasanya tipis dan disebut sebagai Skeleton Black.

Dengan GCR artinya, kalau kita mempunyai campuran warna CMY, maka kita bisa menggantinya dengan blacK, misalnya saya ada warna coklat dengan komposisi C30% M80% Y100% K40%, dengan teknologi GCR secara manual kita dapat mencoba mengganti komponen Cyan 30%, mengurangi Magenta 14%, mengurangi Yellow 23%, dan untuk itu kita perlu menambah blacK sebanyak 21% menjadi komposisi warna C0% M66% Y77% K61%, maka kedua komposisi warna tersebut adalah mirip.




Kalau kita menghitung jumlah tinta yang terpakai untuk komposisi I adalah: 30% + 80% + 100% + 40% = 250% tinta, sedangkan untuk komposisi II adalah: 0% + 66% + 77% + 61% = 204%, jadi menghemat sekitar 46% tinta. Ini adalah Penggantian komponen Abu-abu yang paling maksimum dapat dilakukan secara manual.

Nilai perubahan dan algoritma perhitungan GCR tersebut sangat tergantung pada warna tinta (color shade) >> Grey Balance, lebih besar tingkat hue error tinta chromatic, maka lebih besar perubahan yang dapat dilakukan. Karena hue error yang besar membuat color gamut menjadi sempit, sehingga kemungkinan besar perubahan dapat dilakukan (karena jumlah redundansi yang cukup tinggi).
Manfaat penggunaan UCR dalam mencetak adalah waktu setting (pengeringan tinta) diharapkan lebih baik, demikian juga penggunaan "spray powder" lebih sedikit.

Namun efektifitas perubahan dengan GCR sangat tergantung pada design yang dipakai, secara teori saya selalu menganjurkan designer untuk mencampur komposisi warna dengan 2 macam warna chromatic yang hue berdekatan ditambah warna achromatic (blacK), apabila hal ini dilakukan, maka GCR tidak ada manfaatnya (relevansinya) sama sekali, karena tidak ada satu warnapun yang dapat diubah dengan pengurangan jumlah persentasi tinta.


Catatan 1:
GCR biasanya cocok untuk mencetak di atas kertas koran atau minimal harus menggunakan mesin cetak 4 warna, karena dengan single color printing machine banyak operator cetak yang masih belum terbiasa dengan pengontrolan secara visual mencetak, seperti dibawah ini mencetak 3 warna sebelum cetak blacK. (cobalah membuat perbandingan dengan Gambar di Photoshop yang diolah secara GCR dan UCR)

Catatan 2: Di pengantar Patent no. 5734800 tentang Six-Color Process System tercatat bahwa GCR boleh diaplikasi pada teknik cetak Letterpress hingga GCR 100%; namun tidak demikian dengan Offset Lithography. Karena ketebalan tinta yang relatif tipis, dianjurkan penggunaan GCR hanya sekitar 10% hingga 60% saja.

Catatan 3 (ditambahkan pada Januari 2011): Ada perubahan Jumlah Penumpukan Tinta (Total Ink Coverage) yaitu 300% pada kertas gloss coated dan matt coated seperti yang tertera dalam manual audit-sertifikasi PSO/ISO 12647-2 oleh UGRA/ATGMI; upaya untuk meningkatkan produktifitas serta effisiensi pemakaian tinta cetak menjadi motivasi teknik GCR diterapkan dengan sebaik-baiknya

Chromatic Color = Warna-warna yang memiliki Kejenuhan Warna (saturation) yang tinggi, dalam reproduksi warna kombinasi campurannya adalah penentu Jenis Warna (hue).Untuk separasi CMYK, Chromatic Color = Cyan, Magenta, Yellow dan untuk separasi Pantone Hexachrome, Chromatic Color = Cyan, Magenta, Yellow, Orange dan Green.
Achromatic Color adalah kebalikan dari Chromatic Color, dalam separasi CMYK maupun Pantone Hexachrome warna blacK adalah satu-satunya Acchromatic Color. Achromatic Color tidak memberikan pengaruh besar pada jenis warna (hue) tertentu, penambahannya juga tidak mengubah Jenis Warna yang ada.
"Menurut saya GCR untuk Tugas akhir? Tidak Menarik? / Bobot Kegrafikaan Minimum
>> Saya koreksi (Tidak Menarik menjadi Menarik?) dengan Catatan 3 tersebut diatas."

2 komentar:

Anonim mengatakan...

makasih buat penjelasannya..
Tp yg ingin sy tnyakan, kalau mnnurut bpk ,apa Parameter untuk TA yg dikatakan Berbobot kegrafikaanya??
spaya tidak slh pilih dan hasilnya max?

Unknown mengatakan...

Bobot kegrafikaan untuk Tugas Akhir = Tugas Akhir hendaknya dapat memberikan penjelasan masalah yang memang berguna dalam proses produksi grafika.

Tidak harus selalu berkaitan dengan teknologi produksi, tapi juga dapat menyoroti management aspek dalam produksi grafika, seperti mendukung PPIC.

Saya lebih senang melihat Tugas Akhir dapat dipakai sebagai reference, baik di dunia pendidikan grafika maupun bahkan untuk para pelaku industri grafika.