Rabu, 24 Februari 2010

Points to be discussed at PSO Seminar on Thursday, February, 25th 2010:


  1. Pada tahun 1970an hingga 1990an percetakan di Indonesia hanya menerima lembar film separasi untuk dibuatkan plate cetak sebagai acuan cetak; bahkan tidak sedikit pula percetakan yang membuatkan plate cetak pada perusahaan repro. Hal ini membuat percetakan-percetakan di Indonesia tidak menguasai teknologi separasi warna, bahkan teknologi pembuatan plate cetak itu sendiri.

    Sekarang teknologi CTP mau tidak mau menjadi alternatif yang harus diperhitungkan dan saat ini sudah diterapkan oleh sebagian percetakan besar dan menengah, SDM prepress banyak yang ditarik dari repro-repro yang saat ini sudah banyak yang tutup.

    Namun sistem kerja di perusahaan repro dan bagian plate making percetakan agak berbeda, jadi beberapa dari mereka perlu menyesuaikan kemampuannya terutama dibidang imposision, step and repeat dan trapping.


  2. Teknologi CTP tidak bisa berdiri sendiri, CTP membutuhkan Digital (Color) Proofing yang dapat dipergunakan sebagai kontrak proof. Penerapan Digital Proofing ini awalnya sangat sulit diterapkan, karena:
    1. Algoritma dalam sistem digital proofing saat itu masih belum sempurna
    2. Banyak operator DCP tidak paham konsep color management
    3. Pihak supplier pun tidak mengerti soal color management

    Namun sekarang saya melihat kondisi telah membaik, beberapa vendor DCP sangat konsen dalam memberikan pelayanan purna jual karena terdesak oleh persaingan yang memang semakin ketat.

    Jadi sekarang, ada 2 kompetensi yang pelu dikuasai dalam pengeolalaan SDM di percetakan selain kompetensi yang sudah dilakukan sebelumnya, yaitu:

    1. persiapan plate cetak dan
    2. color management system.


  3. Belum tuntas percetakan meng-upgrade stafnya, sekarang diperkenalkan oleh ATGMI standar mutu cetak PSO/ISO 12647-2 yang merupakan tantangan dalam perjuangannya dalam kompetisi global.

    Dengan membagi-bagi proses produksi dalam percetakan, UGRA mendefinisikan 8 subsistem untuk proses audit sertifikasi PSO/ISO 12647-2. Ada 3 subsistem yang boleh dikatakan tidak bersangkutan dengan proses produksi bidang pracetak, yaitu: organisasi dan dokumen, illumination dan printing.

    Sedangkan 5 subsistem lainnya sangat erat hubungannya dengan pracetak, yaitu: (Data Reception, Data Creation), (Soft Proofing, Digital Color Proofing) dan Plate Making.

    Dalam sesi II seminar kali ini saya mencoba memberikan gambaran garis besar dan semoga pak Djulwardi dan pak Ika dapat memberikan informasi yang lebih mendalam tentang DCP serta Plate Making.


  4. Melihat apa yang telah dilakukan oleh pakar internasional bidang pracetak, kitapun setuju bahwa alur kerja untuk pracetak perlu dilakukan penyesuaian seperti yang dianjurkan oleh UGRA tersebut seperti yang ditunjukan dalam diagram pracetak di bawah ini:









Saya mencoba menjelaskan 2 subsistem yang akan di periksa dalam rangkaian audit sertifikasi PSO/ISO 12647-2 ala UGRA, yaitu Data Reception dan Data Creation.


  1. Data Reception yang dimaksud adalah penetapan satu format standar yaitu PDF/X sebagai format yang dapat diterima oleh percetakan tanpa harus melalui subsistem Data Creation.

    Seperti yang kita ketahui Adobe System telah mendefinisikan format PDF (Portable Document Format) yang berbasis pada pengkodean format PostScript (PS) dan sekarang ini cukup berkembang dan bahkan penggunaan merambah keberbagai sektor kegiatan, oleh karena itu PDF yang kita kenal sekarang tidak lagi hanya bermuatan komponen-komponen yang dicetak saja, melainkan juga komponen non 2-D grafis dan non grafis;


  2. Tujuan dan sifat PDF itu sendiri adalah:
    1. Portable
    2. Kecil dan Padat
    3. Flexible dalam membuatnya
    4. Tidak dapat diubah (oleh yang tidak berkepentingan)


  1. Tetapi karena kurangnya informasi maka flexibility dalam membuat PDF (yang semua bermuara pada penyesuaian JobOption pada Acrobat Distiller, perangkat pengkonversi PDF) menimbulkan kerancuan dalam aplikasi pembuatan Acuan Cetak.

    Untuk itu industri grafika dunia mempercayakan sebuah grup kerja yang bertugas membuat standar format PDF khusus untuk alur kerja produksi dalam industri grafika. The Ghent Working Group (http://www.gwg.org)

    GWG menentukan PDF/X sebagai standar dengan berbagai Variant yang sekaligus diakui sebagai standar internasional ISO 15930 PDF Standards for Printing Industry


  2. Untuk Audit Sertifikasi (tidak ada pengecualian):

    Subsistem Data Reception:

    Percetakan harus mengerti PDF/X- 1a dan PDF/X-3

    Percetakan harus dapat menerima PDF/X- 1a dan PDF/X-3


  1. Pada sisi lain percetakan harus melayani kebutuhkan pelanggannya, baik pelanggan yang memiliki kemampuan membuat PDF/X maupun pelanggan yang masih belajar membuat PDF/X yang benar; Oleh karena itu percetakan harus mempunyai keputusan manajemen, bagaimana percetakan harus bersikap menghadapi beberapa macam jenis pelanggan


  1. Percetakan menentukan:

    File apa saja yang dapat dikerjakan, ini tergantung pada kemampuan SDM Pracetak yang ada, beberapa aplikasi yang masih dijumpai antara lain:

    1. Adobe Illustrator
    2. Adobe InDesign
    3. Adobe Photoshop
    4. Adobe/Macromedia Freehand
    5. QuarkXpress
    6. CorelDRAW
    7. Microsoft Publisher
    8. Microsoft Word
    9. Microsoft Visio
    10. Microsoft PowerPoint


Selain itu percetakan harus mampu mendefinisikan spesifikasi file yang dapat diterima, antara lain: format dan mutu gambar, model warna, warna khusus, embedded ICC Profile etc.

Dan apakah percetakan mau memperbaiki gambar apabila ternyata gambar/warna kurang sesuai dengan selera percetakan? Bagaimana apabila keputusan perbaikan ternyata tidak berkenan bagi para designer?


  1. Meskipun demikian sebagai asosiasi teknik, ATGMI tidak membatasi tentang hal tersebut diatas, karena masih banyak yang diperdebatkan. Namun secara pribadi saya menganjurkan pembatasan format file yang masuk, hal ini tentu akan mengurangi biaya dan resiko pekerjaan.


  1. Untuk Audit Sertifikasi (kecuali Percetakan tidak menerima berkas lain kecuali PDF/X):

    Subsistem Data Creation:

Percetakan harus mampu membuat PDF/X- 1a dan PDF/X-3


Jumat, 16 Januari 2009

Tentang Print Head Pada mesin Digital Inkjet Printer

Re: Penjelasan mengenai Print Head

Head Xaar merupakan printhead produksi dari UK yang cukup popular digunakan pada industry digital printing outdoor, disamping beberapa merk printhead lainnya spt SEIKO, Spectra, dll.
Salah satu tipe printhead XAAR yaitu XAAR 128/360dpi.

Yang dimaksud disini adalah printhead jenis ini memiliki 128 noozle dan dapat menghasilkan gambar standar 360 dot per inch.

Nozzle adalah lubang tempat tinta keluar, dimana utk tipe 128 memiliki 128 lubang tinta keluar.

Dpi dot per inch : resolusi gambar yang dihasilkan adalah 360 titik per inch.

Disamping itu masih dikenal istilah Nozzle Density yaitu banyaknya nozzle per inch, utk tipe xaar 128/360dpi, ND nya sebanyak 185 npi.
Dan beberapa istilah teknis spesifikasi printhead dan tinta lainnya.

Tinta yang digunakan umumnya adalah solvent ink dan digunakan utk digital print outdoor.


Ditulis oleh Anton Zhang / Sigmaco

Minggu, 11 Januari 2009

Standar Warna di Percetakan - Perbedaan antara ISO 2846 dan ISO 12647


Oleh: Herman Pratomo
Di sebuah percetakan terjadi perdebatan antara manajer produksi dengan manajer mutu tentang nilai CIEL*a*b* dari tinta yang dipakai, nilai CIEL*a*b* tersebut mengacu pada 2 standar ISO yang berbeda, yaitu ISO 2846 dan ISO 12647;
Karena masing-masing bersikukuh pada pendapatnya, maka saya mencoba memberikan penjelasan berupa tulisan di bawah ini.

ISO 2846
ISO 2846 adalah standar internasional untuk warna dan nilai transparensi tinta proses, saat ini sudah dirilis bagian ISO 2846 seperti tertera di bawah ini:
ISOJudul
ISO 2846-1:2006Teknologi Grafika

Warna dan Transparansi dari tinta cetak proses empat warna

– Bagian 1: Cetak Datar Offset (Lithography) Lembaran dan Cetak Datar Offset (Lithography) Gulungan Sistem Heat-set
ISO 2846-2:2007Teknologi Grafika
Warna dan Transparansi dari tinta cetak proses empat warna

– Bagian 2: Cetak Datar Offset Sistem Coldset
ISO 2846-3:2002Teknologi Grafika
Warna dan Transparansi dari tinta cetak proses empat warna

– Bagian 3: Cetak Dalam (Rotogravure) untuk Penerbitan
ISO 2846-4:2000Teknologi Grafika
Warna dan Transparansi dari tinta cetak proses empat warna

– Bagian 4: Cetak Saring (Screen)
ISO 2846-5:2005Teknologi Grafika
Warna dan Transparansi dari tinta cetak proses empat warna

– Bagian 5: Cetak Flexography



ISO 2846-1 mendefinisikan warna (L*a*b*), nilai transparansi (T) serta ketebalan tinta pada saat pencetakan yang diharuskan untuk tinta proses CMYK yang biasa dipergunakan pada pencetakan dengan metode cetak offset datar (lithography) lembaran dan cetak offset datar gulungan dengan sistem heat-set, sedangkan ISO 2846-2 hal yang sama untuk tinta proses CMYK yang biasa dipergunakan pada pencetakan koran.

Nilai colorimetric sesuai dengan ISO 2846-1 adalah:
Tinta
Nilai CIELAB
Transparensi
L*
a*
b*
Toleransi ΔEab*
T
Yellow
91
-5
95
4
0,12
Magenta
50
76
-3
5
0,08
Cyan
57
-39
-46
3
0,20
Black
18
1
-1
-
-
Kondisi Pengukuran warna adalah: iluminant D50, 2° observer, 0°/45° geometry
Toleransi untuk Tinta Black: Δa* ±1,5; Δb* ±3,0; L*≤18,0




ISO 12647
ISO 12647 adalah standar internasional untuk warna hasil proses cetak dan saat ini sudah dirilis bagian ISO 12647 seperti tertera di bawah ini:
ISOJudul
ISO 12647-1:2004Teknologi Grafika

Kontrol proses untuk produksi titik raster separasi warna, uji cetak dan cetak

– Bagian 1: Parameter dan Metode Pengukuran
ISO 12647-2:2004Teknologi Grafika

Kontrol proses untuk produksi titik raster separasi warna, uji cetak dan cetak

– Bagian 2: Proses Cetak Datar Offset (Offset lithography processes)
ISO 12647-2:2004/

Amd 1:2007
Teknologi Grafika

Kontrol proses untuk produksi titik raster separasi warna, uji cetak dan cetak
– Bagian 2: Proses Cetak Datar Offset PERUBAHAN 1
ISO 12647-3:2005Teknologi Grafika

Kontrol proses untuk produksi titik raster separasi warna, uji cetak dan cetak

– Bagian 3: Proses Cetak Datar Offset diatas kertas koran sistem dingin (Coldset offset lithography on newsprint)
ISO 12647-4:2005Teknologi Grafika

Kontrol proses untuk produksi titik raster separasi warna, uji cetak dan cetak
– Bagian 4: Proses Cetak Dalam untuk Penerbitan (Publication gravure printing)
ISO 12647-5:2001Teknologi Grafika

Kontrol proses untuk produksi titik raster separasi warna, uji cetak dan cetak

– Bagian 5: Proses Cetak Saring
ISO 12647-6:2006Teknologi Grafika

Kontrol proses untuk produksi titik raster separasi warna, uji cetak dan cetak
– Bagian 6: Proses Cetak Flexografi
ISO 12647-7:2007Teknologi Grafika

Kontrol proses untuk produksi titik raster separasi warna, uji cetak dan cetak
– Bagian 7: Proses Uji Cetak Langsung dari Data Digital


ISO 12647 mempunyai 7 bagian, bagian pertama yaitu ISO 12647-1 memuat parameter pencetakan dan metode pengukuran yang diterapkan dalam pembuatan ISO 12647 tersebut; Sedang 6 bagian lainnya merupakan target warna cetak proses CMYK untuk berbagai teknik cetak dan aplikasi tertentu, seperti cetak datar offset lembaran, cetak datar offset gulungan untuk cetak Koran, cetak dalam rotogravure untuk aplikasi penerbitan, cetak saring, cetak flexografi dan uji cetak langsung dari data digital.

Pada bagian kedua yaitu ISO 12647-2 mendefinisikan target warna yang dihasilkan dengan metode cetak datar offset lembaran atau cetak datar offset gulungan dengan system heat-set. Untuk cetak lembaran dipergunakan 3 macam kertas, masing-masing kertas berlapis mengkilap (glossy coated paper), kertas berlapis tidak mengkilap (matt coated paper) dan kertas tidak berlapis (uncoated paper) putih dan agak kuning, sedangkan untuk cetak datar offset gulungan system heat-set menggunakan kertas berlapis mengkilap ringan (Glossy LWC) yang sering dijumpai pada majalah-majalah luar negeri.

Parameter kertas yang dimaksud di atas adalah sebagai berikut:

No
Jenis Kertas
L*
a*
b*
Gloss
%
Gramatur
g/m2
1Kertas Bersalut Mengkilap
glossy coated wood-free paper
93
0
-3
65
115
2Kertas Bersalut Tidak Mengkilap

matt coated wood-free paper
92
0
-3
38
115
3Kertas Bersalut Mengkilap Ringan

glossy LWC paper
87
-1
3
55
65
4Kertas Tak Bersalut
uncoated white paper
92
0
-3
6
115
5Kertas Tak Bersalut Agak Kekuningan

uncoated slightly yellowish paper
88
0
6
6
115

Toleransi:
±3
±2
±2
±5

Kondisi Pengukuran warna adalah: iluminant D50, 2° observer, 0°/45° geometry, black backing; pengukuran sesuai dengan ISO 8254-1:2003 metode TAPPI


Dan target warna hasil cetak sesuai dengan ISO 12647-2/Amd1 adalah:

Jenis Kertas
Warna
No 1 & No. 2
No 3
No 4
No 5

L*
a*
b*
L*
a*
b*
L*
a*
b*
L*
a*
b*
Black

K
16
0
0
20
0
0
31
1
1
31
1
2
Cyan

C
54
-36
-49
55
-36
-44
58
-25
-43
59
-27
-36
Magenta

M
46
72
-5
46
70
-3
54
58
-2
52
57
2
Yellow

Y
87
-6
90
84
-5
88
86
-4
75
86
-3
77
Merah

M+Y
46
67
47
45
62
39
52
53
25
51
55
34
Hijau

C+Y
49
-68
24
47
-60
25
53
-42
13
49
-44
16
Biru

C+M
24
16
-45
24
18
-41
37
8
-30
33
12
-29
Kondisi Pengukuran warna adalah:iluminant D50, 2° observer, 0°/45° geometry, black backing

Black
Cyan
Magenta
Yellow
Toleransi Deviasi
5
5
5
5
Toleransi Variasi
4
4*
4*
5*
*) kontribusi perbedaan warna (ΔH) harus dibawah 2,5

Posisi ISO 2846 dan ISO 12647
Sekarang sudah jelas bahwa nilai L*a*b* yang tertera di ISO 2846-1 adalah standar warna tinta cetak yang diatas materi kertas khusus untuk pengetesan, jadi hanya ada satu nilai L*a*b*; sedangkan ISO 12647-2 adalah standar warna hasil cetakan pada proses cetak dan materi cetak yang spesifikasinya sudah ditentukan, jadi untuk bagian 2 dari ISO 12647 saja sedikitnya ada 4 macam nilai L*a*b* untuk berbagai kertas yang dispesifikasikan, yaitu jenis glossy coated wood-free, matt coated wood-free, glossy LWC dan uncoated white.
Coba kita perhatikan satu contoh: Tinta warna Yellow yang mempunyai nilai 91/-5/95 sesuai dengan ISO 2846-1 setelah dicetak warnanya akan menjadi berbagai tampilan warna Yellow yang berbeda sesuai dengan metode dan kertas cetaknya, seperti: 88/-6/90; 84/-4/88; 86/-4/75 dan 86/-3/77.
Sesuai dengan standardisasi, secara otomatis penggunaan tinta cetak yang sudah sesuai dengan ISO 2846-1 akan menghasilkan hasil cetakan yang sesuai dengan ISO 12647-2 apabila parameter cetak lainnya memenuhi standar yang disyaratkan; demikian perlakuan yang sama terhadap ISO 2846-2 dengan ISO 12647-3.

Konklusi
Kedua standar ISO 2846 dan ISO 12647 memang berkaitan, namun penggunaan dan peruntukannya berbeda.
Standard ISO 2846 dipergunakan dalam industri manufatur tinta cetak dan atau yang belum lazim dipergunakan pada bagian penerimaan tinta cetak di percetakan (yang perlu diperhatikan pengukuran hanya dapat dilakukan setelah 24 jam tinta diuji-cetak).
Standard ISO 12647 dipergunakan dalam proses produksi pencetakan, ini meliputi antara lain: kurva reproduksi film separasi, plate cetak, penambahan nilai titik raster dan reproduksi warna dengan tinta proses CMYK (dalam menerapkan ISO 12647 sebaiknya tinta proses yang dipergunakan sudah memenuhi ISO 2846 terlebih dahulu, sehingga pengontrolan parameter cetak lainnya lebih mudah diatasi)
Mengacu pada penerapan standar tersebut oleh fabrikan-fabrikan tinta cetak internasional maupun percetakan-percetakan besar, sebagai pekerja grafika di Indonesia, saya menganjurkan agar kedua ISO tersebut dapat benar-benar diterapkan di Indonesia.
Penerapan standar internasional semacam ISO akan bermanfaat bagi percetakan sendiri, karena secara tidak langsung kompetensi operator cetak lebih baik dan nilai-nilai yang ada dalam standar tersebut dapat kita gunakan sebagai bagian dari kontrol produksi kita.

Tambahan Analogis perbandingan antara ISO 2846-2 dengan ISO 12647-3:
Tinta
ISO 2846-2
ISO 12647-3
Nilai CIELAB
Transparansi
Nilai CIELAB
L*
a*
b*
ΔEab*
T
L*
a*
b*
ΔEab*
Black
40
2
-4
-
-
36
1
4
4
Cyan
59
-25
-27
3
0,3
57
-23
-27
5
Magenta
55
50
0
5
0,2
54
44
-2
5
Yellow
81
-3
62
4
0,1
78
-3
58
5
Merah(M+Y)




52
41
25

Hijau(C+Y)




53
-34
17

Biru (C+M)




41
7
-22

Kondisi Pengukuran warna adalah: iluminant D50, 2° observer, 0°/45° geometry, black backing

Toleransi untuk Tinta Black: Δa* ±1,0; Δb* ±2,0; L*≤40,0
Kolom ΔEab* pada ISO 12647 mengidentifikasikan nilai Toleransi pada Variasi Cetak


Diagram dibawah ini merupakan Perbandingan nilai chroma (a *dan b*) hasil cetak sesuai dengan ISO 12647-2 dan 12647-3



References:

  • Huber Groups Technical information 19.1.10 E | 09.2008 | Packaging Printing | Service